Latar Belakang
Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat
dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku
menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat
mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
TUJUAN dan MANFAAT
Tujuan dari tulisan ini adalah mempelajari penyebab
kenakalan remaja yang sering terjadi.
Manfaat dari tulisan ini adalah untuk mengetahui cara
mengatasi kenakalan remaja.
Pembahasan
A. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah kenakalan
remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika
Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini sebagai berikut:
1. Kartono, ilmuwan
sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang”.
2. Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari
berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi
tindakan kriminal.”
B. Faktor Kenakalan
Remaja
Perilaku
nakal remaja bisa di sebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun dari luar (eksternal)
¬ Faktor internal :
1) Krisis
identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
intregasi. Pertama,terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
kedua,tercapainya identitas peran.kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa intregasi ke dua.
2) Kontrol diri
yang lemah
Remaja
yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”.
¬ Factor eksternal :
1) Keluarga
Percerain
orang tua , tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga , atau perselisian
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga juga bisa mempengaruhi seperti terlalu memanjakan anak ,
tidak memberikan pendidikan agama , atau penolakan terhadap eksistensi anak ,
bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2) Teman sebaya
yang kurang baik.
3) Komunitas /
lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
4)
Perkembangan teknologi
C. Solusi Kenakalan
Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di
kalangan remaja masa kini sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya
ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini.
Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi
masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan
kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum
dapat dilakukan melalui cara berikut:
Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja dan mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh
para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab
timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan
persoalan yang dihadapinya.
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui
pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang
optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat
bermanfaat.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik
dan merangsang hubungan sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan
mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang
positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial
keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai
andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan,
maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Mulailah perbaikan dari sikap
yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan,
membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang
baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu
bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan
mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara
aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan
oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan
mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah
bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap
remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap
penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki
pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan
pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan
positif bagi remaja.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan
menambah pengertian remaja mengenai:
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan
dengan orang lain.
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah
pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada
penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan
dua pendekatan:
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara
pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan
remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan
anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral
dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan
pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut,
diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang
menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang
bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata
cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman
yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap
pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan
kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan
umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang
dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam
beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat
seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala
sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai
pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada
umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk
sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata
tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya
dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang
ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan
kenakalan remaja antara lain:
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama.
Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan
positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan
penyaluran hobi.
Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan,
diharapkan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang
dan teratasi. Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja
ini perlu ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus
ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan
dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat
jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat,
bangsa dan tanah air.
Kesimpulan
Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.
Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh
beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu
sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal).
Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya
merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak
tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan
emosi.
Saran
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk
mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan
remaja.
Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai
religious pada diri seorang remaja.
SUMBER