Jaringan
Saraf Tiruan (JST) adalah prosesor yang terdistribusi besar-besaran secara
parallel yang dibuat dari unit proses sederhana, yang mempunyai kemampuan untuk
menyimpan pengetahuan berupa pengalaman dan dapat digunakan untuk proses lain
(Haykin, 2009).
Jaringan saraf tiruan tidak diprogram untuk menghasilkan keluaran tertentu. Semua keluaran atau kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pengalamannya selama mengikuti proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran, ke dalam jaringan saraf tiruan dimasukkan pola-pola masukan (dan keluaran) lalu jaringan akan diajari untuk memberikan jawaban yang bisa diterima (Puspitaningrum, 2006).
Jaringan saraf tiruan tidak diprogram untuk menghasilkan keluaran tertentu. Semua keluaran atau kesimpulan yang ditarik oleh jaringan didasarkan pengalamannya selama mengikuti proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran, ke dalam jaringan saraf tiruan dimasukkan pola-pola masukan (dan keluaran) lalu jaringan akan diajari untuk memberikan jawaban yang bisa diterima (Puspitaningrum, 2006).
Jaringan saraf tiruan dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan saraf biologis manusia, dengan asumsi bahwa:
- Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen
sederhana (neuron).
- Sinyal dikirimkan di antara neuron-neuron melalui
penghubung-penghubung.
- Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan
memperkuat atau memperlemah sinyal.
- Untuk menentukan keluaran, Setiap neuron
menggunakan fungsi aktivasi (biasanya bukan fungsi linier) yang dikenakan
pada jumlah masukan yang diterima. Besarnya keluaran ini selanjutnya
dibandingkan dengan suatu batas ambang.
Prinsip Jaringan Saraf Tiruan
Prinisp jaringan saraf tiruan (JST) ditentukan oleh
tiga elemen dasar model saraf, yaitu:
- Satu set dari sinapsis, atau penghubung yang
masing-masing digolongkan oleh bobot atau kekuatannya.
- Sebuah penambah untuk menjumlahkan sinyal-sinyal
input. Ditimbang dari kekuatan sinaptik masing-masing neuron.
- Sebuah fungsi aktivasi untuk membatasi amplitudo
output dari neuron. Fungsi ini bertujuan membatasi jarak amplitude yang
diperbolehkan oleh sinyal output menjadi sebuah angka yang terbatas.
Prinsip jaringan saraf tiruan secara
sederhana digambarkan di bawah ini:
Prinsip Dasar Jaringan
Saraf Tiruan (JST)
|
Pada gambar di atas, Y menerima masukan dari neuron x1, x2,
dan x3, dengan bobot hubungan masing-masing adalah w1, w2, dan w3. Ketiga
impuls neuron yang ada dijumlahkan menjadi:
Net
= x1w1 + x2w2 + x3w3
Besarnya impuls
yang diterima oleh Y mengikuti fungsi aktivasi y = f(net). Apabila nilai fungsi
aktivasi cukup kuat, maka sinyal akan diteruskan. Nilai fungsi aktivasi
(keluaran model jaringan) juga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengubah bobot
(Siang, 2004).
Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan
Pada jaringan saraf tiruan, neuron-neuron akan dikumpulkan
dalam sebuh lapisan yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layers).
Neuron-neuron pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisan-lapisan
lainnya. Informasi yang didapatkan pada sebuah neuron akan disampaikan ke semua
lapisan-lapisan yang ada, mulai dari lapisan masukan sampai dengan lapisan
keluaran melalui lapisan tersembunyi (hidden layer). Pada jaringan saraf tiruan
ini tiga lapisan bukanlah sebuah struktur umum karena beberapa jaringan saraf
ada yang tida memiliki lapisan tersembunyi.
Menurut Haykin (2009), secara umum, ada tiga jenis arsitektur dari Jaringan Saraf Tiruan yaitu:
Menurut Haykin (2009), secara umum, ada tiga jenis arsitektur dari Jaringan Saraf Tiruan yaitu:
a. Jaringan dengan lapisan tunggal (single
layer net)
Di dalam Jaringan Saraf Tiruan dengan satu layer,
neuron-neuron diorganisasi dalam bentuk layer-layer. Dalam bentuk paling
sederhana dari Jaringan Saraf Tiruan dengan satu layer, kita mempunyai sebuah
input layer dari node sumber di mana informasi diproyeksikan ke output layer
dari neuron tapi tidak bisa sebaliknya. Dengan kata lain, jaringan ini adalah
tipe feed forward. Input layer dari node sumber tidak dihitung karena tidak ada
perhitungan yang dilakukan.
b. Jaringan dengan banyak lapisan (multilayer
net)
Merupakan jaringan dengan satu atau lebih lapisan tersembunyi
(hidden layer). Jaringan multi lapis ini memiliki kemampuan lebih dalam
memecahkan masalah bila dibandingkan dengan jaringan lapis tunggal, namun
pelatihannya mungkin lebih rumit. Pada beberapa kasus, pelatihan pada jaringan
ini lebih baik karena memungkinkan bagi jaringan untuk memecahkan masalah yang
tidak dapat diselesaikan jaringan berlapis tunggal karena jaringan tidak bisa
dilatih untuk menampilkan secara benar.
c. Jaringan dengan lapisan kompetitif
(competitive layer net)
Jaringan dengan lapisan kompetitif
(competitive layer net)
|
|
Bentuk lapisan kompetitif merupakan jaringan saraf
tiruan yang sangat besar. Interkoneksi antar neuron pada lapisan ini tidak
ditunjukkan pada arsitektur seperti jaringan yang lain. Pada jaringan ini
sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak menjadi aktif atau sering pula
disebut dengan prinsip winner takes all atau yang menanglah yang mengambil
semua bagiannya.
Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan
Beberapa
contoh permasalahan yang dapat dipecahkan secara baik oleh Jaringan Syaraf
Tiruan antara lain :
a)
Deteksi Fenomena kedokteran.
Berbagai indikasi yang berhubungan dengan
kesehatan (kombinasi dari denyut jantung, tingkatan dan berbagai substansi
dalam darah, dll) dapat dimonitoring. Serangan pada kondisi kesehatan
tertentu dapat dihubungan dengan perubahan kombinasi yang sangat kompeks
(nonlinear dan interaktif) pada subset dari variabel, dapat dimonitoring.
Jaringan Syaraf Tiruan telah digunakan untuk mengenali pola yang diperkirakan
sehingga perlakuan yang tepat dapat dilakukan.
b)
Untuk mendeteksi golongan darah manusia Dengan menggunakan
pengolahan citra. Manusia berusaha keras dengan segala kemampuannya untuk
menirukan kehebatan yang mereka miliki, misalnya seorang dokter dengan
keahliannya dapat membedakan golongan darah manusia antara A, B, AB, dan O.
Dengan pendekatan kecerdasan buatan, manusia berusaha menirukan bagaimana pola-
pola dibentuk. Jaringan Syaraf Tiruan telah dikembangkan sebagai generalisasi
model matematik dari pembelajaran manusia.
c) Prediksi Pasar
Saham. Fluktuasi dari harga saham dan index saham adalah contoh lain yang
kompleks, multidimesi tetapi dalam beberapa kondisi tertentu merupakan
phenomena yang dapat prediksi. Jaringan Syaraf Tiruan telah digunakan
oleh analis teknik untuk membuat prediksi tentang pasar saham yang didasarkan
atas sejumlah faktor seperti keadaan masa lalu bursa yang lain dan berbagai
indikator ekonomi.
d)
Perjanjian Kredit. Berbagai informasi biasanya didapat dari seorang peminjam
seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan berbagai data lain. Setelah
pembelajaran dari Jaringan Syaraf Tiruan tentang data peminjam, analisis
Jaringan Syaraf Tiruan dapat mengidentifikasi karaktersetik peminjam sehingga
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peminjam terhadap resiko peminjam
dalam kategori baik atau buruk
e)
Monitoring Kondisi Mesin. Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan
untuk memangkas biaya dengan memberikan keahlian tambahan untuk menjadwalkan
perawatan mesin. Jaringan Syaraf Tiruan dapat dilatih
untuk membedakan suara sebuah mesin ketika
berjalan normal (“false alarm”) dengan ketika mesin hampir
mengalami suatu masalah. Setelah periode pembelajaran, keahlian dari
Jaringan Syaraf Tiruan dapat digunakan untuk memperingatkan seorang teknisi
terhadap kerusakan yang akan timbul sebelum terjadi yang akan menyebabkan biaya
yang tidak terduga.
f) Pemeliharaan Mesin. Jaringan Syaraf Tiruan
telah digunakan untuk menganalisis input dari sebuah sensor pada sebuah mesin.
Dengan mengontrol beberapa parameter ketika mesin sedang berjalan, dapat
melakukan fungsi tertentu misalnya meminimalkan penggunaan bahan bakar.
Sumber:
- Haykin. S. 2009. Nueral Networks and Learning Machines. United
State of America: Pearson.
- Puspitaningrum, Diyah.
2006. Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan.
Yogyakarta: Andi.
- Siang, JJ. 2004. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrograman Menggunakan
MATLAB. Yogyakarta: Andi.
- http://teknikinformatika-esti.blogspot.com/2012/07/pengertian-jaringan-syaraf-tiruan.html
- https://www.kajianpustaka.com/2016/11/jaringan-saraf-tiruan-jst.html